" مرحبا بكم في معهد دار العابدين نهضة الوطن " " Selamat Datang di Situs Pondok Pesantren Darul 'Abidin NW Gerisak Semanggeleng" " Welcome To DARUL 'ABIDIN NW Islamic Boarding School "

Rabu, 27 Maret 2013

Ihktilaf Wijhatun Nazhar Dalam Perspektif Fiqih


Ihktilaf wijhatun nazhar dalam perspektif fiqih
Oleh : TGH. Dr. Muhammad Said Ghozali, MA
Iftitah
        Dilihat dari berbagai aspek , perbedaan  cara pandang (ikhtilaf wijahtun nazhar ) merupakan kondisi alami ( fithrah ) dalam kehidupan manusia , hal ini  berkaitan erat dgn kondisi perbedaan personal dalam batasan yg lebih jauh , sangat mustahil terbentuk sebuah sistem kehidupan dan membangun interaksi sosial di antara manusia yg sama rata dalam berbagai hal . sebab kalau akan seperti itu ,maka tidak nampak proses “ al akhzu wal atha’ “ di antara mereka .
        kenyataannya, interaksi kehidupan menghendaki adanya perbedaan kemampuan dan keahlian . hikmatullah menghendaki adanya perbedaan yg akan membangun kehidupan manusia , baik berbeda dalam bentuk ciptaan atau kemampuan berkarya atau perbedaan dalam menentukan  visi dan misi .
melihat kondisi spt diatas manusia pasti akan selalu berbeda dan mesti dalam derajat yg bebeda beda  . firman Allah (Qs.Hud 118 ) yg artinya : jika tuhanmu menhendaki pasti dia akan menjadikan manusia umat yg satu tapi tetap saja berbeda beda “  

Budaya Malu Kultur Ilahi


BUDAYA MALU KULTUR ILAHI

Budaya malu merupakan cultural robbaniah yang menjadi pondasi pembangunan etika dan estetika Islam. Tanpa budaya malu orang akan bebas mengekspresikan segala keinginannya tanpa mengindahkan norma-norma agama dan lingkungan masyarakat. Sebuah ungkapan mengatakan: (( إذا لم تستح فاصنع ما شئت ))   jika kamu sudah tidak malu maka perbuatlah sekehendak hatimu. Budaya malu cermin, perhiasan dan pakaian orang-orang beriman, karena dari perasaan ini selalu muncul keinginan untuk berbuat amal kebajikan dan menghindari kemungkaran. Budaya ini tidak pernah terlepas dari hubungan antara kita sesama makhluk ataupun hubungan antara kita dengan Yang Maha Agung.
Sebagaimana yang kita ketahui perasaan malu punya banyak corak ragamnya, khatib akan menyampaikan beberapa garis besarnya saja.

Empat Rahasia Ahli Syukur

Empat Rahasia Ahli Syukur
 Di dalam al quran, ada beberapa ayat yang menyuruh kita untuk mensyukuri nikmat. Firman Allah SWT: La in Syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah rezekimu)(QS.14: 7) Wa maa bikummin ni'matin faminallohi tsumma idzaa massakumudllurru failaihi tajaruun (Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan , maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS.16: 53) Wa ammaa bini'mati rabbika fahaddits (Dan terhadap Nikmat Tuhan-mu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).(QS.93: 11)* "Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu."

Daftar Isi

MENUJU KE ARAH REKONSTRUKSI ETIKA PERBEDAAN PENDAPAT

MENUJU KE ARAH REKONSTRUKSI ETIKA PERBEDAAN PENDAPAT 
Dr. Abdulla as-Shobih


Ketika manusia berkumpul dalam suatu tempat, diantara mereka pasti akan tumbuh rasa simpati, beawal dari rasa inilah manusia cenderung memproteksi komunitas mereka, tidak melanggar suatu kesepakatan bersama dan tidak merendahkan setiap urusan kelompok...rasa simpati ini disebabkan oleh sikap interaktif antar individu; lalu masing-masing menyamakan persepsi dan tumbuhlah sikap saling pengetian dan kesadaran, kekerabatan (relitionship) ini pun semakin menyebar hingga mencakup aspek-aspek psikologis dan sosial.
Kekerabatan psikologis, artinya ‘kekerabatan emosi’...sisi ini akan mengembangkan hubungan persaudaraan di dalam suatu masyarakat; lalu terjalin suatu persahabatan dan terbentuklah yang dinamakan ‘keluarga’...adapun jalinan sosial, artinya ‘kekerabatan rasio plus akal’ di mana semua elemen masyarakat merasakan bahwa hubungan ini memiliki

Akhlak Mulia Untuk Semua Ummat



AKHLAK MULIA UNTUK SEMUA UMMAT
Belakangan ini kita sering mendengar berita-berita tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda yang rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu siapapun yang mendambakan keselamatan dan keberuntungan dalam hidupnya, tidak ada jalan lain baginya kecuali dengan tazkiyatun nufus (penyucian jiwa). Menyucikan diri dari kefasikan, keburukan amalnya dan akhlak yang buruk.

Bagaimanakah cara dan metode menyucikan diri yang benar? Adakah metode-metode yang khusus yang lazim dilakukan oleh orang yang akan memperbaiki akhlaknya? Apakah pengalaman pribadi, perasaan seseorang dan bisikan hati bisa dijadikan landasan amal dalam hal ini?

Rabu, 06 Maret 2013

Nasehat Hasan al-Bashri Menjelang Wafatnya

Diriwayatkan bahwa ketika Al-Hasan Al-Bashri mendekati kematianna, beberapa orang sahabatnya datang kepadanya dan berkata:
“Wahai Abu Sa’id, berikanlah kepada kami kata-kata yang dapat bermanfaat bagi kami.”
Beliau berkata:
“Aku akan memberikan kalian tiga kalimat kemudian kalian harus meninggalkanku menghadapi apa yang kuhadapi.

Cerita Malin Kundang

Malin Kundang

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.

Hadits-Hadits Tentang Pernikahan



HADITS-HADITS TENTANG NIKAH
أَحَادِيثُ فِي اَلنِّكَاحِ
Hadits No. 993
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.

َعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

The Roles of Multimedia Class



ATTENTION PLEASE!!!

THESE ARE THE ROLES OF THE MULTIMEDIA CLASS

AT DARUL ‘ABIDIN NAHDLATUL WATHAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL

 1. YOU HAVE TO KEEP THE CLEAN IN THE CLASS

Minggu, 03 Maret 2013

PANCA JIWA PONDOK PESANTREN DARUL ‘ABIDIN NW

PANCA JIWA
PONDOK PESANTREN DARUL ‘ABIDIN NW
SELURUH kehidupan di Pondok didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan dalam Panca Jiwa sebagai berikut;
1.Jiwa Keikhlasan
Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas medidik dan para pembantu Ustazd ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik.
Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.

" Terima Kasih telah berkunjung ke Situs kami, semoga bermanfaat, Amin Bi Amin Ya Amin Allohumma Amin Ya Robbal Alamin"